Nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS saat ini sedang melemah sebesar Rp 11.500/dollar AS. Dengan melemahnya rupiah membuat sebagian masyarakat ketar-ketir dan ketakutan akan kejadian masa lalu dimana Indonesiamengalami krisis ekonomi besar-besaran pada tahun 1998. Namun pemerintah sendiri masih menganggap ini masih normal sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.
Akibat kemerosotan kurs ini berdampak pada harga pangan di Indonesia, salah satu bahan pangan yang sangat mengalami kenaikan karena kemrosotan nilai tukar rupiah ini adalah kedelai. Kedelai adalah bahan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh warga Indonesia, sayangnya bangsa Indonesia masih harus mengekspor kedelai ini. Produksi kedelai di Indonesia masih kalah banyak dan kalah saing dengan kedelai dari luar negeri. Hal ini yang menjadi penyebab melonjaknya harga kedelai hingga membuat para pengrajin tempe dan tahu yang seluruh proses kegiatannya sangat memerlukan kedelai menjadi resah dan tidak sedikit pula yang mogok berjualan.
Kemerosotan nilai tukar rupiah sesungguhnya memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat dan sektor-sektor yang memiliki ikatan kuat dengan naik turunnya rupiah.
Notes: artikel ini mengikuti pola induktif, tulisan yang dicetak biru adalah pola khususnya sedangkan yang dicetak merah adalah pola keterangan umum.
Paragraf induktif sendiri adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.
(*artikel diatas mengulang dari artikel saya sebelumnya dengan sumber yang sama)